Kendari – Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Andi Sumangerukka, mengingatkan masyarakat penerima Kredit Usaha Rakyat (KUR) agar tidak menggunakan dana tersebut untuk kebutuhan konsumtif. Ia menegaskan, KUR adalah modal usaha yang harus dimanfaatkan secara produktif untuk menciptakan lapangan kerja dan memperkuat ekonomi masyarakat.
Pernyataan itu disampaikan saat menghadiri kegiatan Akad Massal KUR dan peluncuran Kredit Program Perumahan (KPP) yang digelar di Aula Bahteramas, Kendari, pada Selasa (21/10). Kegiatan ini merupakan bagian dari gerakan nasional yang diikuti lebih dari 800 ribu debitur di seluruh Indonesia.
Di Sultra, tercatat sebanyak 1.800 debitur menerima KUR dengan total nilai Rp188 miliar.
Gubernur menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang berperan dalam penyaluran KUR di Sultra. Ia menilai program ini sejalan dengan visi pemerintah daerah dalam memperkuat ekonomi rakyat.
“Saya sangat bersyukur kegiatan ini berjalan baik. Kalau program nasional untuk penciptaan lapangan kerja berjalan tuntas, maka program daerah juga bisa bersinergi. Tapi saya tekankan, dana KUR jangan dipakai untuk hal konsumtif. Jangan dipakai beli handphone, beli motor, atau barang yang tidak menunjang usaha,” ujarnya.
Andi menambahkan, KUR bukanlah dana hibah, melainkan pinjaman yang harus dipertanggungjawabkan. Ia meminta agar lembaga penyalur turut melakukan pendampingan terhadap pelaku usaha penerima agar dana tersebut tidak salah kelola.
“Bank dan lembaga penyalur harus benar-benar melakukan pendampingan. Jangan sampai di awal semangat, tapi ujungnya usaha tidak jalan karena uangnya habis untuk konsumsi,” ujarnya.
Ia juga menegaskan bahwa kebijakan ini sejalan dengan program pemerintah daerah dalam memperkuat ekonomi mikro dan mendorong masyarakat berwirausaha. Dengan pengelolaan yang tepat, KUR diharapkan menjadi penopang pertumbuhan ekonomi daerah.
Sementara itu, Direktur Utama Bank Sultra, Andi Permana, mengungkapkan bahwa total penyaluran KUR di Sultra hingga saat ini telah mencapai Rp3,1 triliun dengan jumlah debitur mencapai 47 ribu orang. Sebagian besar penerima berasal dari daerah Konawe Selatan, Konawe, Kolaka, dan Bombana.
“Kami melihat tren positif dari sisi kualitas debitur dan peningkatan kemampuan usaha mereka. Bank Sultra berkomitmen terus memperluas akses pembiayaan produktif,” ujarnya.
Ia menambahkan, Bank Sultra kini ingin dikenal lebih luas sebagai bank yang berpihak pada pelaku usaha kecil dan masyarakat umum. “Selama ini Bank Sultra dianggap hanya melayani PNS. Sekarang kami buktikan bahwa kami juga hadir untuk masyarakat umum, terutama pelaku UMKM dan sektor produktif,” tutupnya.