Begini Loh Teknik Deselerasi yang Benar Saat Mengendarai Mobil Manual

Posisi kaki bertumpu pada tumit saat mengemudi mobil Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan

Mobil manual memiliki dua teknik deselerasi yang sering dilakukan oleh pengemudi. Ada yang menginjak kopling dulu baru rem, ada juga yang menginjak rem dulu baru kopling.

Cara menginjak kopling kemudian rem biasanya dilakukan agar mobil meluncur terlebih dahulu tanpa bantuan engine brake. Kemudian ditambah dengan tekanan rem agar laju mobil perlahan-lahan berhenti.

Bacaan Lainnya

Untuk teknik yang kedua, biasanya diterapkan agar laju mobil berkurang secara cepat. Kemudian untuk mencegah mesin mati ketika mobil mendekati berhenti penuh, baru injak kopling.

Apabila melihat dari kacamata safety driving, teknik mana yang sebaiknya diterapkan oleh pengemudi mobil manual?

Menanggapi hal tersebut, Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu menjelaskan, teknik injak rem baru kopling yang paling disarankan. Sebab, pengemudi yang menerapkannya dinilai sudah paham kerja rem sesungguhnya.

“Di mana-mana rem itu fungsinya untuk memperlambat, bukan menghentikan kendaraan, jadi yang benar kaki kanan lepas dari gas kemudian injak rem, tambahkan kopling sebelum berhenti,” katanya kepada kumparan beberapa waktu lalu.

Dengan lebih dahulu menginjak rem, pengemudi dapat memprediksi lebih tepat dimana mobil akan berhenti. Tidak hanya itu, dengan teknik tersebut laju mobil juga dapat dikendalikan sampai berhenti penuh.

“Kebanyakan salah kaprah, injak kopling dulu dan membiarkan mobil melaju bebas. Itu kan gelosor tanpa kendali lajunya, sehingga lebih berbahaya,” terang Jusri.

Meski begitu, teknik deselerasi dengan menginjak kopling dulu tidak dilarang. Hanya saja, cara tersebut lebih cocok diterapkan dalam kondisi macet stop and go yang kecepatannya 5-10 km/jam.

Caranya, setelah injak kopling langsung diikuti dengan injakan ke rem agar mobil tidak langsung meluncur lompat bebas. Khawatir ketika injak rem terlebih dulu pengurangan kecepatan akan lebih cepat dan berakhir membuat mobil tersendat-sendat.

**Konten ini sudah terbit di kumparan


Pos terkait