126 Tenaga Kerja Asing (TKA) China gelombang ketiga akhirnya tiba di Bandara Haluoleo, Desa Ambaipua, Kecamatan Ranomeeto, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara (Sultra) pada Selasa (14/7) sekira pukul 22.30 Wita.
Pantauan kendarinesia/kumparan, kedatangan 126 TKA rupanya disambut dengan berbagai reaksi dari masyarakat mulai dari aksi demonstrasi, penahanan mobil berplat merah hingga aksi pelemparan kendaraan yang digunakan para TKA saat melintas.
Hal tersebut adalah imbas dari penolakan massa atas kedatangan para TKA China yang akan bekerja di PT Virtu Dragon Nikel Industri (VDNI) dan PT Obsidian Stainless Steel (OSS).
Sebelumnya, pada pukul 18.00 Wita para demonstran yang tergabung dari elemen mahasiswa dan organisasi masyarakat mulai ramai berkumpul di gerbang perbatasan Kota Kendari dan Kecamatan Ranomeeto.
Nampak juga para demonstran mulai membakar ban dan berorasi sembari menahan dua mobil berplat merah saat melintas.
“Kami tegaskan sekali lagi bahwa penyanderaan mobil ini adalah bentuk aksi protes kepada pemerintah yang membiarkan para TKA China masuk di Sultra,” ungkap salah seorang demonstran.
Tak berselang lama para demonstran pun mulai berpindah lokasi dari gerbang perbatasan menuju simpang empat Bandara Haluoleo, Desa Ambaipua, Kecamatan Ranomeeto, Kabupaten Konsel.
Setibanya disana pada pukul 19.30 Wita, para demonstran mulai kembali berorasi sambil mencoba menerobos pengawalan aparat untuk memasuki bandara.
Tak terelakkan, aksi saling dorong antar demonstran dan pihak aparat akhirnya kembali terjadi seperti sebelumnya. Namun, berhasil diredam oleh kedua kubu agar tak terjadi bentrok.
Hingga pukul 22.30 Wita, kedatangan para TKA pun berhasil luput dari pantauan demonstran. Pasalnya mobil yang mengangkut TKA asal China berhasil lolos menggunakan jalur alternatif.
Diketahui, sekira pukul 22.57 Wita, 25 mobil yang membawa TKA China beriringan keluar dari area Bandara melewati simpang 3 Konda, kemudian menuju arah Kota Kendari.
Terlihat juga puluhan aparat sedang mengamankan seputar area dengan memblokade jalur yang menghubung jalur yang dilalui mobil para TKA China tersebut.
Tak sampai disitu, mobil yang mengangkut 126 TKA itu pun sempat dihujani dengan batu oleh segerombolan massa yang tak diketahui identitasnya. Saat diselidiki oleh pihak aparat para pelempar pun sudah tidak berada di lokasi kejadian.
“Tadi ada memang, kayaknya sekitar 20 orang. Mereka duduk gabung sama warga sini tau-tau pas mobil banyak lewat mereka melempar terus lari,” ungkap salah seorang warga sekitar Kecamatan Konda.