VDNI dan OSS Dominasi Nilai Ekspor di Sultra

Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Kota Kendari, Purwatmo Hadi Waluja mencatatkan bahwa Obsidian Stainless Steel (OSS) dan Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) masih menjadi perusahaan yang dominan berkontribusi terhadap devisa negara dengan volume ekspor tertinggi.

“Jadi, untuk perusahaan OSS sejak Januari hingga Agustus tahun 2022 menyumbangkan devisa sebesar 3.272.308.407 U$ dengan volume ekspor sebesar 2.040.389.400 kg dan perusahaan VDNI menyumbang devisa sebesar 1.392.324.370 U$ dengan volume ekspor sebesar 469.958.641 kg,” ungkapnya, pada Selasa (4/10).

Bacaan Lainnya

Secara umum, nilai ekspor Sultra mulai Januari hingga 31 Agustus 2022 mengalami pertumbuhan yang positif dari target yang ditentukan. Pasalnya kinerja devisa ekspor yang tercatat di dalam kantor pelayanan Bea dan Cukai Kendari cukup positif, apalagi kegiatan ekspor Sultra itu sudah dapat dilakukan dari pelabuhan Kendari langsung dengan beberapa negara tujuan.

Lanjut Purwatmo, Bea Cukai mencatat lima perusahaan besar di Sultra yang mendominasi devisa ekspor yaitu OSS, VDNI, Aneka Tambang, Graha Makmur Cipta Pratama, dan Wijaya Karya Aspal.

“Untuk perusahaan Aneka tambang memberikan andil terhadap devisa ekspor sebesar 36.047.478 U$ dengan volume ekspor 9.312.183 kg. Kemudian, Graha Makmur Cipta Pratama memberikan sumbangsih devisa ekspor 2.034.900 U$ dengan volume 410.400 kg, serta perusahaan Wijaya Karya Aspal memberikan devisa ekspor sebesar 1.650.000 U$ dengan volume 55.000.000 kg,” ujarnya.

Sementara itu, kata Purwatmo, untuk nilai devisa impor Sultra hingga 31 Agustus 2022 sedikit mengalami fluktuatif dan juga mengalami kenaikan namun tidak sebesar kenaikan devisa ekspor.

Lanjutnya, data Impor dan Ekspor Sultra tahun 2022 mengalami pertumbuhan dimana nilai ekspor hingga 31 Agustus 2022 tercatat mencapai 3,431 juta dolar lebih, sedangkan untuk impor mencapai 1,697 juta dolar lebih.

“Dengan demikian, capaian ekspor dan impor kita pada Agustus 2022 mengalami peningkatan 35 persen dan untuk ekspor masih di dominasi dari sektor pertambangan,” ucapnya.

Dia menambahkan, Bea Cukai ditugaskan untuk ikut mendukung program pemulihan ekonomi nasional berdasarkan tugas dan fungsinya, yaitu menangani impor dan ekspor. Untuk ekspor produk kelautan didominasi oleh kepiting kaleng dan sektor pertanian belum ada ekspor sama sekali.

“Di tahun 2022 ini kami yakin makin banyak eksportir baru sehingga optimis bisa lebih meningkatkan lagi realisasi penerimaan. Kami melihat generasi muda mulai bermunculan untuk melakukan ekspor di Sultra,” tutupnya.


Pos terkait