Tuding Tim Medis Rekayasa Laporan Corona, Akun Facebook di Kolut Dipolisikan

Persatuan tenga medis di Kolut saat melaporkan akun facebook di polisi karena menuding tenaga media telah berbohong soal pasien Virus Corona. Foto: Lukman Budianto/kendarinesia.

Aliansi tenaga kesehatan di Kolaka Utara (Kolut), Sulawesi Tenggara (Sultra) beramai-ramai mendatangi Kepolisian Resor Kolut pada Sabtu siang, (4/7).

Mereka melaporkan tiga akun facebook yang dinilai telah melecehkan profesi tenaga kesehatan selama menangani COVID-19.

Bacaan Lainnya

Perwakilan Gugus Tugas RS Djafar Harun Kolut, dr Kasisar Razak mengatakan, ada lima lembaga profesi kesehatan yang tergabung dalam aliansi.

Kelimanya yakni Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Kolut, Persatuan Perawat Nasional Indonesoa (PPNI) Kolut, Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kolut, Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Kolut, serta Ikatan Penata Anastesi Indonesia (IPAI) Kolut.

Belum disebutkan secara detail konten serta nama pemilik akun yang dilaporkan. “Yang jelas ada tiga akun facebook yang kita laporkan. Ini terkait postingan yang mengarah kepada fitnah selama tenaga kesehatan di Kolut menangani pandemi corona,” ujar dr Kaisar di Polres Kolut usai memasukan laporan.

Kaisar menganggap, tiga akun facebook yang dilaporkan telah mengunggah opini yang menjurus kepada fitnah di grup facebook “Forum Komentar Kolaka Utara”.

Di tempat lain, Ketua Ikatan Dokter Indonesia cabang Kolaka Utara, skaligus Direktur RSUD Djafar Harun, dr Syarif Nur mengimbau masyarakat agar tidak mengunggah hal-hal yang menjurus kepada fitnah di media sosial. Lebih lagi di masa pandemi ini.

“Kalau mengkritik itu tidak apa-apa. Kritik yang membangun tentunya. Tapi kalau sudah menjurus kepada fitnah, itu sudah tidak benar,” ujarnya Jubir GTC Kolut ini.

Lebih lanjut, dr Syarif mengatakan fitnah yang dimaksud disini adalah tudingan tenaga medis di Kolut melakukan rekayasa soal pasien yang terkonfirmasi positif COVID 19.

“Ini juga kita bingung. Sementara tenaga kesehatan sendiri saja ini terpapar corona ya. Nah ini yang begini yang kita upayakan agar tidak ada lagi berikutnya,” ucapnya.

“Semoga ini bisa dijadikan pembelajaran agar masyarakat kita lebih bijak dalam bermedia sosial,” jelasnya.

Artikel ini sudah lebih dulu terbit di kendarinesia/kumparan


Pos terkait