Pedagang di Kawasan PT VDNI Raup Untung Besar: Omset Rp 5 Juta Per Hari

Seorang pedagang sedang menyiapkan makanan pesanan dari pelanggan di dalam perusahaan PT VDNI. Foto: Istimewa

Kehadiran PT. Virtue Dragon Nikel Industrie (VDNI) dan PT Obsidian Stainless Steel (OSS) di Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) ternyata membawa angin segar bagi para pedagang dikawasan perusahan.

Sebab, kehadiran para tenaga kerja asing (TKA) China yang akan menjadi tenaga ahli di perusahaan tersebut bisa membuat usaha yang digeluti para pedangan melonjak drastis.

Bacaan Lainnya

Seperti yang dialami oleh Budiono (58), warga yang mencoba peruntungan dikawasan mega industri tersebut. Ia menceritakan dirinya dulu hanyalah seorang petani dengan pendapatan Rp 5 Juta per 3 bulan saat panen.

Namun, sejak industri smelter tersebut beroperasi dirinya memutuskan untuk berwirausaha dengan membuka warung makan. “Ketika ada smelter saya putuskan untuk buka warung makan, sampai omset saya rata-rata Rp5 juta per harinya,” kata Budiono, Senin (22/6).

Sehingga, menurut dia bila teknisi dari Tenaga Kerja Asing (TKA) tidak didatangkan dari China maka siapa yang akan memasang infrastruktur pembuatan smelter dan peralatan pendukung teknis lainnya.

“Karena kita kan belum bisa pasang-pasang begitu, itu kan yang datang cuman teknisinya, setelah dipasang mereka langsung pulang, jadi kalau teknisi tidak datang yah tidak akan terpasang, kalau tidak didatangkan TKA enggak akan jadi ini smelter dan karyawannya tidak akan tambah,” ujarnya.

Tak jauh berbeda dengan Budiono, salah seorang Koordinator Smelter 1, 2, dan 3 di PT. VDNI, Ruli mengatakan bahwa masuknya teknisi TKA merupakan tenaga ahli yang akan membangun kawasan industri yang ada di Morosi yakni PT. VDNI dan PT. OSS. Selain membawa angin segar untuk para pedagang, juga mampu menyerap lebih banyak lagi karyawan lokal.

“Masuknya mereka akan berdampak positif, karena anak-anak muda yang baru saja menamatkan pendidikan dan masih dalam status menganggur dan lulus sekolah dapat langsung diserap untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja,” tuturnya.

Menurutnya, TKA yang datang membawa skill masing-masing sehingga pembangunan smelter akan lebih cepat sesuai dengan waktu dan jadwal yang telah ditentukan. Dimana karyawan lokal bisa diserap, karena satu karyawan China dapat dibantu oleh tujuh karyawan lokal.

Sementara, Bupati Konawe, Kery Saiful Konggoasa juga secara terang-terangan menerima kedatangan 500 TKA China yang telah dijadwalkan tersebut.

Menurut Bupati dua periode itu, industri pemurnian dan pengolahan nikel di PT VDNI dan OSS di Kecamatan Morosi, harus tetap beroperasi. Sebab, keberadaan perusahaan itu memberikan sumbangsih besar terhadap pendapatan asli daerah (PAD) Konawe.

“Industri harus jalan, kondisi keuangan kita sedang sulit sekarang,” ungkap Kerry saat ditemui di kediamannya beberapa waktu lalu.

***

Geraldy Rakasiwi


Pos terkait