Kedatangan Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo ke Sulawesi Tenggara (Sultra), untuk meresmikan Jembatan Bahteramas di Kendari dan Pabrik Gula milik PT Jhonlin Batu Mandiri (JBM) di Kabupaten Bombana pada Kamis, pagi tadi (22/10), mendapat penolakan dari sejumlah kelompok mahasiswa.
Berdasarkan pantauan Kendarinesia beberapa titik yang menjadi lokasi demonstrasi penolakan berada di Jalan Jalan Piere Tendean, tepat di gerbang perbatasan Kota Kendari – Kabupaten Konawe Selatan, Jalan H.E.A Mokodompit – A.H. Nasution – M.T. Haryono dan perempatan Pasar Wuawua di Jalan M.T. Haryono – La Ode Hadi.
Salah satu kelompok mahasiswa yang turut menolak adalah Aliansi Keluarga Besar Randi Yusuf dengan tuntutan yang terus digaungkan yakni mengusut tuntas kasus penembakan Randi dan Yusuf dan penolakan terhadap UU Cipta Kerja.
Humas Aliansi Keluarga Randi Yusuf, Ucok saat ditemui mengungkapkan bahwa pihaknya membawa dua tuntutan yang harus dipenuhi, yaitu untuk mengusut tuntas kasus Randi Yusuf dan menolak UU Cipta Kerja.
“Tuntutan yang dibawa teman-teman ini persoalan penolakan UU Cipta Kerja Omnibus Law, kemudian kasus tertembaknya 2 mahasiswa pada September 2019 lalu Yusuf dan Randi, terhitung kurang lebih 391 hari kasusnya belum terselesaikan,” ungkapnya.
Selain itu kata dia, aksi tersebut juga didilakukan sebagai respon penolakan UU Cipta Kerja yang terjadi di seluruh Indonesia termasuk di Kota Kendari saat kunjungan Presiden Joko Widodo.
“Aksi ini sebagai respon kepada orang nomor 1 di Indonesia dalam hal ini Presiden harus melihat aspirasi masyarakat yang disampaikan di berbagai daerah tentang penolakan UU Cipta Kerja dan 2 kasus pelanggaran HAM yang sampai saat ini belum di selesaikan terkait kasus tertembaknya Yusuf dan Randi,” bebernya.
Berdasarkan pantauan Kendarinesia massa yang bergerak menuju lokasi peresmian Jembatan Bahteramas tak berhasil menemui Presiden hingga Jokowi terlihat kembali bertolak ke Bandara Haluoleo.
~~~
Laporan: Nina Piratnasari