Konsumsi sayur-mayur warga Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) berada diangka yang cukup tinggi yakni Rp 317,5 Miliar pertahunnya.
Hal ini dikatakan langsung Wakil Bupati Konawe, Gusli Topan Sabara saat menyambangi kebun percontohan (Demplot) Kelompok Wanita Tani (KWT) Flamboyan di Desa Toronipa, Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe, Minggu (19/7), didampingi langsung Kepala Dinas Ketahanan Pangan Konawe, Muh Akbar.
“Konsumsi sayur warga Konawe itu sangat tinggi. Jika rata-rata konsumsi sayur per kepala keluarga (KK) adalah Rp 15 ribu per hari dan angka tersebut dikali 365 hari (satu tahun, red), maka hasilnya sama dengan Rp 5,4 juta. Angka Rp 5,4 juta dikali dengan 58 ribu (jumlah KK di Konawe, red) hasilnya adalah Rp 317,5 miliar,” rincinya.
Selain panen bersama, Mantan Ketua DPRD Konawe juga menyerahkan bantuan alat pengemas sayur yang bersumber dari dana APBN.
Dikesempatan yang sama, orang nomor dua di Kabupaten Konawe tersebut mengajak masyarakat untuk berhemat membeli sayuran, dengan memanfaatkan pekarangan untuk ditanami sayur mayur.
“Bagaimana kalau masing-masing keluarga menghemat belanja sayurnya dengan memanfaatkan pekarangan untuk menanam sayur. Otomatis angka Rp 317 milliar ini bisa dipakai untuk belanja produktif lainnya,” katanya.
Di lokasi demplot, Gusli juga memuji kerja swadaya dari KWT Flamboyan. Terlebih hasil tanaman sayurnya begitu subur, dan bebas hama yang dikembangkan dengan pupuk organik.
Gusli berpesan, agar produksinya terus ditingkatkan. Sehingga nantinya, produksi bukan hanya sekadar memenuhi kebutuhan keluarga anggota kelompok. Akan tetapi juga bisa dijual agar lebih bernilai ekonomis.
“Kalau konsumsi per KK itu Rp 15 ribu, maka produksinya ditambah lagi, sehingga bisa dijual. Jadi kebutuhan sayur keluarga tertutupi, pemasukan juga ada,” jelasnya.
Gusli juga menambahkan, ada banyak pasar yang akan menadah hasil produksi sayur di Konawe. Salah satunya di industri smelter di Kecamatan Morosi yang telah mempekerjakan belasan ribu pekerja.
Demplot KWT Flamboyan terletak di pekarangan salah seorang rumah warga, dengan koleksi tanaman Sawit, Kangkung, Tomat, Lombok, Terong, Pariah, Seledri, Selada, Kacang Panjang, Gambas, Ubi Kayu, Buah Naga dan kolam Ikan.
Ratna selaku Sekretaris KWT Flamboyan membeberkan Kelompok Wanita Tani Flamboyan terbentuk Maret 2020 lalu. Dibentuk secara swadaya dan melibatkan 30 KK. Untuk demplotnya sendiri baru dimulai satu bulan terakhir.