Jasa potong rambut atau dikenal dengan Barber Shop belakangan ini banyak dilirik kaum muda atau kaum milenial. Pasalnya, bisnis ini cukup menjanjikan untuk meraup keuntungan.
Namun, setelah adanya pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia belakangan ini membuat bisnis ini harus kuat bertahan, seperti yang dialami salah satu usaha cukur rambut, ST Barber Shop.
Usaha cukur rambut yang berlokasi di Kelurahan Ranomeeto, Kecamatan Ranomeeto, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Sulawesi Tenggara (Sultra) ini selama masa pandemi COVID-19 harus kuat bertahan dan tetap melayani pelanggannya.
“Alhamdulillah, bisnis potong rambut di saat pandemi ini kami masih melayani pelanggan,” kata pemilik ST Barber Shop, Airi kepada Kendarinesia, Jumat (12/25).
Namun, kata Airi, di masa pandemi COVID-19 pelanggan yang menggunakan jasa potong rambutnya mengalami penurunan dari sebelumnya.
Dia yakin, jika bisnis ST Barber Shop miliknya itu cukup menjanjikan. Apalagi, kaum muda atau milenial saat ini sangat memperhatikan fashion, termasuk gaya rambut.
Pada masa pandemi, lanjut Airi, pelanggan yang datang untuk potong rambut kebanyakan dari kalangan pemuda dan pegawai di sekitar area tempat berdiri Barber Shop miliknya. Sebelum pandemi ia mengaku banyak dikunjungi pelajar.
“Sebelum pandemi COVID-19 biasa dapat per hari Rp 1 Juta – Rp 2 juta. Tapi di masa new normal seperti sekarang ini hanya berkisar Rp 200-500 per hari,” terangnya.
Perihal protokol kesehatan, Airi menyebut menjadi fokus utama di ST Barber Shop. Mulai dari menyemprot disinfektan alat-alat cukur dan potong rambut sebelum maupun sesudah digunakan.
“Sejauh ini ST Barber Shop baru memiliki dua karyawan. Untuk protokol kesehatan hal itu menjadi prioritas utama di ST Barber Shop pada masa new normal ini,” tutupnya.