Dapat Kucuran Dana Rp 56 Miliar, Pemkot Kendari Terus Menata Kawasan Kumuh

Salah satu sudut di Kota Kendari yang dinilai sukses ditata. Foto: Dok Humas Kota Kendari.

 

Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari terus mengenjot penataan kawasan kumuh melalui program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku). Terdapat 53 kelurahan dan 397 hektar kawasan yang tergolong kawasan kumuh.

Bacaan Lainnya

Program yang dicetuskan oleh Wali Kota Kendari, Sulkarnain Kadir mulai membuahkan hasil. Koordinator Program Kotaku Langkarisu menyebut, melalui program Kotaku pihaknya telah berhasil mengurangi kawasan kumuh seluas 168 hektare.

“Sehingga kawasan kumuh di Kota Kendari saat ini masih ada sekitar 229 hektare,” ujar Langkarisu.

Sementara itu, Wali Kota Kendari, Sulkarnain Kadir, mengungkapkan, Kota Kendari merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang kembali mendapat kepercayaan dalam penataan kumuh skala kawasan.

“Penataan kawasan kumuh Bungkutoko dan Petoaha dianggap sukses, sehingga kita dapat lagi tahun ini Lapulu-Puday dengan anggaran lebih besar, yang lalu hanya Rp 42 miliar. Ini Rp 56 miliar dan satu-satunya di Indonesia yang dapat,” ungkap Sulkarnain.

Usai penataan kawasan kumuh Petoaha-Bungkutoko yang dinilai berhasil pada 2020. Bahkan dinobatkan sebagai Kawasan Wisata Water Front City. Kini berlanjut ke Lapulu – Puday.

Sulkarnain optimis perwajahan Lapulu-Puday akan berubah total seperti perwajahan Petoaha-Bungkutoko yang sudah tertata rapi. Bahkan menjadi magnet baru warga metro untuk menikmati ruang terbuka hijau yang disajikan.

“Kawasan Lapulu sampai ke pelabuhan samudera itu nanti berubah total seperti berubahnya Bungkutoko. Jadi Lapulu yang menghadap ke teluk rapi nanti. Rumah-rumah yang ada di bibir teluk ditarik naik dan yang tidak punya tanah kita masukkan ke Rusunawa. Jadi ada alternatif, masyarakat merasa tidak digusur,” beber Sulkarnain.

Sementara itu, Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kota Kendari, Cornelius Padang, mengatakan, penataan kawasan kumuh merupakan salah satu misi pemerintah sebagaimana tertuang dalam RPJMD Kota Kendari tahun 2017-2022.

Olehnya itu dirinya berharap, program penataan kawasan kumuh Lapulu-Puday tuntas pada Juni 2022, sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai destinasi wisata bahari baru kebanggaan masyarakat Kota Kendari.

Cornelius Padang memastikan pihaknya telah melakukan penanganan bagi masyarakat yang terdampak penataan kawasan kumuh ini.

“Warga masyarakat terdampak program yang bermukim di sekitar pesisir pantai Lapulu sebanyak kurang lebih 38 KK telah kami lakukan proses penanganan dampak sosial berupa pemberian bantuan biaya hidup, biaya pindah dan sewa rumah sehingga proses pelaksanaan kegiatan diharapkan tidak mengalami kendala,” bebernya.


Pos terkait