Sejak diterjang banjir bandang pekan lalu, ribuan masyarakat Kecamatan Pondidaha, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) lebih memilih tetap mengungsi didekat rumah mereka dibanding tempat yang disiapkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Konawe.
Pasalnya kebanyakan masyarakat mengaku takut jika terjadi penjarahan dalam kondisi banjir seperti ini.
Desa Ambulanuu contohnya. Saat dikunjungi kendarinesia/kumparan di posko penampungan pada Minggu (19/7), banyak warga merasa was-was untuk meninggalkan pemukimannya.
Untuk mengakses bantuan menuju posko di Desa Ambulanuu, setidaknya membutuhkan waktu kurang lebih 15 menit menggunakan perahu kecil dengan menempuh jarak sejauh 2 km dari lokasi posko penampungan.
Menurut keterangan BPBD Kabupaten Konawe, warga terdampak sebelumnya telah diarahkan untuk membuat posko ditempat yang lebih aman dan akses mudah. Namun, kebanyakan warga bersikeras tetap tinggal.
Padahal tim BPBD menghawatirkan apabila terjadi banjir susulan yang dapat meningkatkan debit air.
“Kita takutnya ada yang menjarah ternak maupun prabotan rumah. Karena kasus sebelumnya waktu banjir 2019 lalu, banyak yang dijarah rumahnya,” ungkap salah seorang pengungsi, Ketut Budiawan.
Senada dengan Budiawan, Kepala Desa Ambulanuu, Ketut Triawan mengungakapkan hal yang sama.
“Kita masyarakat Ambulanuu kan punya aset. Kalau kami dipindahkan siapa yang akan menjaga,” tukasnya.
Diketahui 140 KK di Desa Ambulanuu terkena dampak yang cukup parah akibat terjangan banjir bandang setinggi 2 meter lebih di Konawe. Di taktisi ada sekitar 200 hektare persawahan warga yang ikut terendam banjir.