Alasan Gubernur Sultra Legowo Atas Kedatangan 500 TKA China di Sultra

Ali Mazi S.H memimpin rapat bersama sejumlah forkopimda di aula rapat gubernur sultra membahas rencana kedatangan ratusan TKA asal China. Foto: Attamimi/kendarinesia.

Sekitar 146 orang Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China ditargetkan akan tiba di Sulawesi Tenggara (Sultra), pada 23 Juni 2020. Diketahui 146 TKA tersebut adalah gelombang pertama, dari 500 TKA yang akan bekerja di perusahaan tambang PT Virtue Dragon Nickel Industry(VDNI) di Kelurahan Morosi, Kabupaten Konawe.

Adapun Gubernur Sultra, Ali Mazi sempat dikabarkan berubah pikiran yang awalnya menolak kedatangan 500 TKA tersebut pun mulai angkat bicara.

Bacaan Lainnya

Ia menjelaskan bahwa sejak awal dirinya tidak pernah melarang kedatangan 500 TKA tersebut. Tetapi, ia hanya meminta pihak perusahaan untuk melakukan penundaan semetara, dikarenakan saat heboh diberitakan sejak April 2020 lalu situasi dan kondisinya tidak memungkinkan untuk direalisasikan.

“Memang kita kan tidak melarang, dulu kita minta untuk ditunda karena suasan kebatinan karena kita akan menghadapi bulan puasa. Saya minta kepihak perusahaan untuk ditunda sampai selesai bulan puasa, sekarang sudah selesai mereka datang kembali untuk meminta izin lagi,” terang Ali Mazi saat ditemui awak media di gedung Paripurna DPRD Sultra, Senin (15/6).

Ia juga menjelaskan bahwa rencana kedatangan 500 TKA itu telah memenuhi seluruh persyaratan dan perizinan sesuai dengan ketentuan yang ada terlebih mengenai persyaratan protokol kesehatan Covid-19.

“Kalau kita bicara covid-19 ini dunia kita tinggal menjaga saja, kan sudah ada protokol kesehatan Covid-19. Masa karena Covid-19 terus tidak ada orang yang kerja, semua mati kelaparan kalau tidak kerja. Apalagi sekarang sudah memasuki fase new normal,” terangnya saat ditanyai awak media.

Selain itu menurut Gubernur Sultra, Ali Mazi, pemerintah juga wajib memberikan jaminan keamanan bagi investor yang ada, hal itu guna menjaga hubungan yang harmonis antara pemerintah dan pihak investor. Tak terkecuali, PT. VDNI, yang menurutnya merupakan investor dengan jumlah investasi yang sangat besar hingga mencapai Rp40 trilliun.

Jelasnya bahwa ketentuan tersebut juga merupakan ketentuan yang diputuskan oleh pemerintah pusat. Yang menurutnya tidak boleh ada pertentangan baik pemerintah pusat dengan pemerintah daerah.

“APBD kita saja hanya Rp4 triliun, jadi kita harus jaga apalagi mereka sudah memenuhi persayaratan sesuai yang berlaku di negara kita. Tapi bukan berarti kita sewenang-sewenang kita yang penting segala sesuatu itu kita kerjakan dengan penuh keikhlasan, jangan curiga mencurigai jangan saling salahkan,” imbuhnya.

Berdasakan informasi yang ia beberkan bahwa sebelum tiba di Sultra ratusan TKA itu akan menjalani masa karantina sesuai dengan protokol kesehatan penanganan Covid-19.

“Mereka itu datang untuk menambah dan perihal pengerjaan smelter baru. Karena menambah jadi mereka butuh tenaga ahli, dan semua alatnya kan dari China jadi orang kita tidak ada yang ngerti. Dan satu TKA itu di back up 5 sampai 7 tenaga kerja lokal, sekarang itu ada 11 ribu tenaga kerja lokal kita di sana,”lanjutnya.

Adapun terkait DPRD Sultra yang membelum memberikan persetujuan perihal kedatangan ratusan TKA itu. Ia mengaku akan membahas lebih lanjut dengan pihak DPRD Sultra.

Sementara, Juru Bicara Gubernur Sultra, Ilham Kaemodin menjelaskan, untuk gelombang pertama, jumlah TKA yang akan tiba di Sultra sebanyak 146 orang didampingi 4 orang tenaga medis.

Para TKA itu akan bertolak dari provinsi Jenchu, China, pada tanggal 22 Juni 2020 dan akan transit terlebih dahulu di Malaysa, dengan menggunakan pesawat Garuda Indonesia.

“Dari Malaysa, tanggal 23 Juni 2020 baru bertolak ke Indonesia melalui Jakarta, dan langsung terbang ke Sultra lagi. Kalau soal karantina saya belum tahu,”tutupnya.

***

Geraldy Rakasiwi


Pos terkait