Kendari – Sulawesi Tenggara (Sultra) sebenarnya bisa swasembada beras karena produksi gabahnya sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan daerah. Namun swasembada beras belum bisa terwujud karena Sultra masih kekurangan fasilitas penggilingan gabah.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) Sultra, La Ode Muhammad Rusdin Jaya. Dia mengatakan kurangnya fasilitas penggilingan memaksa petani menjual gabahnya ke luar daerah.
“Produksi beras kita sebenarnya cukup untuk kebutuhan provinsi. Masalahnya adalah begitu gabah kering kita panen, langsung dibawa ke provinsi lain. Ketika masuk ke provinsi lain kembali ke Sultra itu dengan beras merek lain,” katanya saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (31/7).
Untuk itu, Rusdin mengungkapkan bahwa Sultra wajib memperbanyak fasilitas penggilingan untuk mencegah petani mengirim gabah mereka ke luar provinsi. Agar nantinya produksi lokal bisa memenuhi kebutuhan pasar daerah.
“Saat ini, jumlah penggilingan kita skala kecil menengah itu hanya 128 unit. Dibanding Sulsel, mereka sudah punya 300-an unit. Jadi kita timpang sekira 100 persen,” lanjutnya.
Jika Sultra bisa membangun fasilitas penggilingan yang banyak dan memadai di sentral produksi beras, seperti di Konawe, Konsel, dan Kolaka, Rusin yakin gabah produksi lokal tidak akan ke luar provinsi.
“Saat ini kami terus mendorong teman-teman pengusaha kelas menengah atas untuk bisa membangun fasilitas penggilingan. Supaya kita bisa berswasembada pangan lingkup provinsi,” pungkasnya.