Perusahaan Tambang di Konsel Bantu Normalisasi Sungai Antisipasi Banjir, Warga Apresiasi

Konsel – PT Wijaya Inti Nusantara (WIN) membantu masyarakat melakukan normalisasi kali guna mengantisipasi bencana banjir yang marak terjadi. Warga Desa Torobulu, Kecamatan Laeya, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), yang selama ini terdampak banjir pun mengapresiasi langkah perusahaan.

Warga Torobulu, Beka Amir, menjelaskan lokasi tersebut kerapkali menjadi langganan banjir apalagi saat hujan turun. Penyebabnya adalah kecilnya penampungan air dan aliran air di kali yang ada di Desa Torobulu tersebut sering tersumbat.

Bacaan Lainnya

“Banjir di sini karena posisi kali kecil. Penampungan tidak ada dan sering tersumbat, makanya ini yang menjadi salah satu penyebab banjir,” ucap Amir pada Jumat (31/1).

Beka Amir yang akrab disapa Daeng, menegaskan ia meminta tolong kepada pihak perusahaan PT WIN untuk menggarap lahannya di lokasi itu. Hasilnya, alat berat diturunkan dan perusahaan melakukan normalisasi kali sehingga aliran air lancar, serta tidak terjadi lagi banjir.

“Semenjak dilakukan normalisasi kali oleh PT WIN, kami sangat terbantu karena tidak terdampak banjir lagi,” bebernya.

Tidak hanya itu, lanjut Daeng, isu yang dituduhkan kepada perusahaan menambang di lokasi itu untuk mendapatkan keuntungan pribadi, tidak benar. Semuanya murni permintaan dari warga di sana, sekaligus bentuk kerja sama dan komitmen PT WIN dalam memberikan kenyamanan kepada masyarakat lingkar tambang.

“Jadi, kalau ada video yang viral dan tuduhannya adalah PT WIN menambang ugal-ugalan, itu keliru. Saya selaku pemilik lahan yang minta tolong sama PT WIN supaya dinormalisasi ini kali ini,” tegasnya.

Saat proses normalisasi dilakukan menggunakan alat berat, Daeng tahu aturan yang berlaku. Ia telah meminta izin kepada warga sekitar dan mendapat dukungan penuh. Selain itu, ia tidak mengizinkan proses kerja di lokasi itu berlangsung saat jam sekolah. Pasalnya, ada salah satu SDN yang lokasinya berdekatan dengan kawasan kali yang saat ini sedang dilakukan normalisasi.

“Pihak sekolah mendukung kami. Sekarang suasana libur, tapi kalau mau kerja ke depan, dilakukan setelah jam sekolah. Kita tidak mau anak-anak terganggu juga gara-gara pekerjaan normalisasi kali. Makanya kita atur semua waktunya,” paparnya.

Selain normalisasi kali, Daeng, mengaku bahwa lahannya yang ada di lokasi itu posisi berbukit. Sehingga ia meminta PT WIN agar diratakan sehingga ke depan bisa dijadikan lahan untuk mengolah hasil perkebunan.

“Kalau sudah rata, kali sudah lancar, saya mau tanam nilam di sini. Makanya saya minta tolong dulu supaya diratakan. Lagian, saya tidak pernah mau lahanku di beli oleh perusahaan,” pungkasnya.


Pos terkait